Pekerja Korindo Group Asiki Boven Digoel Papua yang bernaung di bawah bendera PT. KORINDO ABADI yang bergerak di bidang Industri pengelolahan Kayu Lapis Export, bergeliat untuk merayakan kemerdekaan NKRI yang ke- 66.
Sebagai langkah awal yakni terbentuknya Panitia HUT RI KE - 66 yang disponsori oleh SPSI Korindo Group Papua. Dalam kepanitaan yang dikomandoi oleh Bpk. Syaefudi Zuhri melibatkan semua suku, ras dan agama serta terdiri dari beberapa departemen yang ada dalam lingkup Industri Plywood Asiki.
Ada Curhat penulis ( kutipan catatan harian sebagai sekretaris SPSI periode 2010 - 2012 ) dibalik perayaan HUT RI ke- 66 yang menggugah rasa Nasionalisme para karyawan yaitu ada beberapa persoalan ketenagakerjaan dalam rangkain produksi Industry Kayu Lapis Korindo yang menurut kacamata penulis karyawanya belum merdeka.
Persoalan borongan di industry plywood Korindo Asiki seolah menjadi duri dalam daging Karyawan yang selama ini telah bersama-sama menopang produktifitas Korindo hingga besar sebagai perusahaan dengan status P M A sekarang ini. Jika kita menelusuri napak tilas peralihan pekerja yang sebelumnya berstatus sebagai karyawan Korindo yang kemudian dialihkan menjadi tenaga borongan bagi pemborong yang menangami Saw-mil, Packing dan chiper. Sungguh tragis memang, jika kita sadar bahwa ini merupakan pembodohan yang mengikis hak-hak dasar warga negara Indonesia yang telah merdeka selama 66 tahun tetapi toh belum bisa merdeka dari hak untuk memperoleh penghidupan yang layak seperti perumahan, kesehatan dan yang lebih penting upah kerja yang masih jauh dari standar upah minimum Propinsi. Duka karyawan borongan di dalam rangkaian industry Plywood Korindo Asiki ini seolah semakin parah ketika jam kerja mereka yang lebih 4 jam setiap hari dan tidak diberikan upah lemburnya. Hal ini setidaknya jika kita mengacu pada kepmen Nakertrans no. 102 tahun 2004. |
1. SK GUBERNUR PROPINSI PAPUA NO. 133 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROPINSI PAPUA. SEBESAR: RP 1.403.00,- PER BULAN (KESATU: UMP PROPINSI PAPUA: RP 1.403.00,- PER BULAN) 2. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PERHITUNGAN WAKTU DAN UPAH LEMBUR Kepmen No. 102 tahun 2004 pasal 1 yang bunyinya: 1. Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (eman) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) han 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istrirahat mingguan dana atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemeriantah. Jika dibandingkan dengan pekerja di toko/market dan beberapa CV yang juga berlokasi di sekitar Asiki, gaji karyawan borongan Korindo memang terbilang kecil apalagi waktu kerja yang lebih empat jam dari yang seharusnya. Meskipun Karyawan Borongan Korindo itu bukan langsung tanggungjawab PT. KORINDO (istilah lokalnya diborongkan kepada pemborong berupa CV atau unit usaha apalah...???) tetapi yang jelas ini sebagai bukti nyata bahwa masih ada rekan kita yang belum merdeka di atas Tanah Air Indonesia yang dijamin segala hak asasinya baik secara International maupun secara National. Sedikit puisi kupersembahkan bagi hati nurani kita. aku bukan artis pembuat berita tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa puisiku bukan puisi tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan ia tak mati-mati meski bola mataku diganti ia tak mati-mati meski bercerai dengan rumah ditusuk-tusuk sepi ia tak mati-mati telah kubayar yang dia minta umur-tenaga-luka kata-kata itu selalu menagih padaku ia selalu berkata kau masih hidup aku memang masih utuh dan kata-kata belum binasa Seorang Karyawan Kontrak Masuk Toko masuk toko yang pertama kurasa adalah cahaya yang terang benderang tak seperti jalan-jalan sempit di kampungku yang gelap sorot mata para penjaga dan lampu-lampu yang mengitariku seperti sengaja hendak menunjukkan dari mana asalku aku melihat kakiku - jari-jarinya bergerak aku melihat sandal jepitku aku menoleh ke kiri ke kanan - bau-bau harum aku menatap betis-betis dan sepatu bulu tubuhku berdiri merasakan desir kipas angin yang berputar-putar halus lembut badanku makin mingkup aku melihat barang-barang yang dipajang aku menghitung-hitung aku menghitung upahku aku menghitung harga tenagaku yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik aku melihat harga-harga kebutuhan di etalase aku melihat bayanganku makin letih dan terus diisap Tulisan di atas tidak bermaksud untuk menyerang pribadi atau kelompok tetapi hanya sekedar curhat penulis sebagai sekretaris SPSI Korindo Group Papua atas ketakberdayaan kita sebagai pekerja dalam memerdekakan rekan sewarga negara yang ada di sekitar kita. Salam Merdeka.... |